Mengepul asap manis, menggulung udara
Mata Ɣªήg nanar perih,
bergeliat berusaha memandang
Ditantang oleh gemerlap
Menjamah putihnya kulit yg terbuka
Tersingkap menantang, tawa Ɣªήg jemu
Menggamit jemari lentiknya
Bergelayut manja di kerah dasimu
Merayu menghilangkan penat
Dalam birahi laknat
Dasimu terlalu longgar sobat
Kendur di-isi oleh hasrat
Mungkin kali ini bukan uang
Tapi parfum swalayan Ɣªήg membuai
Untuk mengabsahkan statusmu
Di peradilan kau tunjuk mereka
Paha-paha dan leher jenjang putih pemikat
Melenakanmu, dan karibmu yg wajar masuk penjara
Gamblang mencerca akan dosa-dosa
Murah, ujarmu
Tanpa moral, katamu
Hingga mata-mata benci menepis
Mendenguskan udara benci
Seakan tak ada jalan ke surga
Sementara, kau juga bukan raja
Hanya pemilik dasi longgar
Kebetulan diberi tahta
Memekik-mekik dan menjerit
atas martabat kosong
Bias rupamu menagih hiba
Cuma dasimu membuatku muak....
[ ... ]
ditulis untuk temanku Ɣªήg memang bejat
dia bukan orang hebat
salah karena ia memang manusia
tapi aku tau munafik tidak lahir bersamanya.