Wednesday, October 21, 2009

Dad, hope the signal is good today

Sore tadi, hanya ada sebuah batu, angin, dan aku...Masih beberapa tahun lalu ketika aku nangkring di meja makan bersamamu, minum teh manis panas dari gelas besarmu, mencelotehkan segala kegiatan harianku.

"Dad, Uni paling sebel lah sama si XXX.. Masakan dia suka ... bla bla bla"
"Dad, Uni pergi jalan-jalan ma orang itu ya.. Ada si Gita juga kok..trus pulang cepet kok!"
"Dad, tau gak? Uni dapet honor tambahan dari proyek! Malam minggu kita ke Nelayan ya..tapi kalo duitnya kurang, tambahin ya..hee hee..."
"Dad, mo pergi nonton, boleh ya. Iya, iya, nanti Uni kasih tau Ummi juga - paling harus pulang sebelum jam 10 kan?"
"Daddy, malam sabtu kita nonton Hercules yok! Mantaplah pokoknya.. Pelem2 romawi gitu Dad"
"Dad, bantu jemput Dasha lah..trus di kantor Dad kasih soto ayam aja ya.. Tks Dad"
"Dad, udah batuk lagi nih, ntar ke Oom Sugito ya, Uni mo pake obat dia itu..yang buat lega pernafasan.."
"Dad.. Tukang martabak lewat, beli yok! Uni ambil telor tambahan dari kulkas ya...."
"Dad, ini artikelnya maksudnya apa!? Gak ngertilah.."

Atau... dengan kasih sayang dan kesabaranmu menjaga mahkluk-mahkluk kecil - 4 orang mahkluk kecil yang selalu menfavoritkan Abuciknya.. Laporan mereka selalu..
"Amie, kami tadi joged ma Bucik di ruang tipi..lucuuuu banget! Seru!"
"Amie, kantor Bucik keren deh! Banyak spidol warna warni.. Kami suka di situ... Oom Jamal juga baek! Kami suka ke kantin depan ma Bucik!"
"Amie, Dasha mo dimandiin Bucik ajah! ..."
"Amie, kami mo jalan-jalan ma Bucik dan Neni.. Ma ka Ara trus si Ayen... "....
"Auntie, Ara maen ma Bucik ke Pertanian!"
"Auntie, Ayen maen pistol aer dari Bucik... !!"

....Setiap saat selalu mewarnai

...Sore ini ya Allah, hanya ada batu, dengan grafir namamu,... angin semilir, ... Aku sedikit berharap setiap waktu untuk bisa membuat segalanya menjadi lebih praktis.. Aku bisa angkat telepon dan bilang ke Dad, soal apa saja... Sayang gak ada provider antara aku dan Daddy saat ini. Kepergian yang memang sudah pada waktunya.

Tapi ya Allah... Terlepas segala kekhilafanku, keangkuhanku, kesalahanku, ... , dan semua kekuranganku...., sungguh, aku tau hanya Engkau yang bisa menyampaikan salamku padanya. Karena perkara ruh adalah urusanMu... Kami hanya bisa berharap dan mengkhayalkan bahwa doa serta salam kami bisa sampai kepadanya. Sampaikan ya Allah, aku kangen sama Daddy - aku berharap dia mendapat singgasana yang engkau sediakan bagi semua orang tua yang mulia...yang sudah menghabiskan tiga per empat hidupnya hanya untuk mendoakan dan mendidik khalifah-khalifah baru di muka bumi.

Ya Allah, jika memungkinkan... tolong sampaikan peluk cium dan salam sayang dari kami semua.. dari Ummi, kekasihnya sepanjang hidupnya..., dari kami anak-anak dan cucu-cucunya.. semoga Ramadhan yang akan menapak dalam waktu dekat ini mendatangkan ikatan kasih sayang yang lebih lagi buat kami yang ditinggalkan... Semoga nanti aku bisa nangkring lagi dan berceloteh di depannya, di meja makan kami di akhirat.

Luv u Dad...and thank you for everything!


Buat temen-temen yang ayah dan ibunya masih mendampingi... Perbanyak bercerita dan mendengarkan cerita mereka. Karena ketika masa itu selesai, kita hanya bisa berharap untuk bisa bercerita lagi dengan mereka. Sungguh, Allah benar-benar menciptakan surga di telapak kaki ibu untuk kita mendapatkan kasih sayang, dan ayah sebagai pepohonan, bunga dan taman hati dalam surga itu

Tuesday, October 13, 2009

make a wish


"Dreams are wishes casted upon stars, so catch a shining one ~ take your friend's hand~ and hold on forever"


...so I got this randomly through the internet... brings back to the memories of rituals that were done just for the sake of bringging hope since I was little. Wishing while looking deep into the night sky.


So when I was about 5, my sister was only 6, we had the ritual every Saturday night, if we stayed home, to take out the pandan mattress outside to the back yard. Dad will turn off all the lights in the house. Mom will make nice chocolate milk for me, tea for Dad, and nothing for my sister because she could not stand dairy products. Both she and I were in our pajamas. Rushed we ran after Dad with our pillows and threw them on the mattress. Then four of us would lie down facing the deep sky. That time, my hometown still has thousands of stars. My Dad will start the story about his childhood, or about the galaxy, or about what we should be. Mom would sang softly..


"Starlight starbright, first star I see tonight." ... my bosom friend and I ran in the dark of early morning in Stonington, ready for a drive to the airport. Suddenly we saw a shooting star. We smiled at each other, just like almost 20 years ago. "Oooh, Rachma, we gotta make a wish, come one!" Shutting our eyes real quick and both made wishes...(Ya Allah, I wish for.....)


Well, I haven't seen my thousands of stars lately. I haven't scented night breeze lately... When I get home, I might do that... and when I see my first star, I will whisper your name and make a wish for you. ....
"Dreams are wishes casted upon stars, so catch a shining one ~ take your friend's hand~ and hold on forever"

..so I got this randomly through the internet... brings back to the memories of rituals that were done just for the sake of bringging hope since I was little. Wishing while looking deep into the night sky.
So when I was about 5, my sister was only 6, we had the ritual every Saturday night, if we stayed home, to take out the pandan mattress outside to the back yard. Dad will turn off all the lights in the house. Mom will make nice chocolate milk for me, tea for Dad, and nothing for my sister because she could not stand dairy products. Both she and I were in our pajamas. Rushed we ran after Dad with our pillows and threw them on the mattress. Then four of us would lie down facing the deep sky. That time, my hometown still has thousands of stars. My Dad will start the story about his childhood, or about the galaxy, or about what we should be. Mom would sang softly..

"Starlight starbright, first star I see tonight." ... my bosom friend and I ran in the dark of early morning in Stonington, ready for a drive to the airport. Suddenly we saw a shooting star. We smiled at each other, just like almost 20 years ago. "Oooh, Rachma, we gotta make a wish, come one!" Shutting our eyes real quick and both made wishes...(Ya Allah, I wish for.....)
Well, I haven't seen my thousands of stars lately. I haven't scented night breeze lately... When I get home, I might do that... and when I see my first star, I will whisper your name and make a wish for you

Sunday, October 11, 2009

Jika aku terbangun di kala pagi masih belum merekah,
langsung mengingatmu,
atau ketika kutarik selimutku dan mengingat isi kata-katamu,
atau pula dalam tidur yang nyenyak, tersapa oleh bayangmu,
apa itu artinya kau punya arti bagiku?


Jika tuturmu terngiang di telingaku di setiap waktu yang bergulir,
atau pembicaraan yang kembali dan kembali mengalir,
atau bayang nanar akan dirimu selalu terbit.
apa itu artinya kau punya arti bagiku?

Sedangkan subuh tidak bisa menjelaskan padaku
kapan rasa arti itu muncul
tidak satu titik embun yang menyadarkan
untuk menilainya dengan akal dan logika


Sementara aku hanya manusia dengan jiwa dan hati yang sama
yang hanya berharap masa dan rasa itu benar adanya
jiwa yang tiba-tiba menempatkanmu di relung hatiku
tanpa alasan, tanpa sebab….

tanpa alasan


Jika aku terbangun di kala pagi masih belum merekah, langsung mengingatmu,
atau ketika kutarik selimutku dan mengingat isi kata-katamu,
atau pula dalam tidur yang nyenyak,
tersapa oleh bayangmu,
apa itu artinya kau punya arti bagiku?


Jika tuturmu terngiang di telingaku di setiap waktu yang bergulir,
atau pembicaraan yang kembali dan kembali mengalir,
atau bayang nanar akan dirimu selalu terbit.
apa itu artinya kau punya arti bagiku?

Sedangkan subuh tidak bisa menjelaskan padaku kapan rasa arti itu muncul
tidak satu titik embun yang menyadarkan untuk menilainya dengan akal dan logika
Sementara aku hanya manusia dengan jiwa dan hati yang sama
yang hanya berharap masa dan rasa itu benar adanya
jiwa yang tiba-tiba menempatkanmu di relung hatiku
tanpa alasan, tanpa sebab….

Wednesday, October 7, 2009

ENGKAULAH PUISIKU -- ditulis oleh Zainal Fuad

ENGKAU HANYA SEDIKIT MENULIS PUISI UNTUKKU
KALAU GAK MAU DIKATAKAN TIDAK PERNAH

AKAN TETAPI SETELAH AKU AMATI ....
SENYUMANMU ADALAH PUISI
TATAPANMU ADALAH PUISI
JALANMU ADALAH PUISI
BICARAMU ADALAH PUISI
BAHKAN DOAMU ADALAH PUISI CINTAYANG ENGKAU SAMPAIKAN PADAKU
TAK PERNAH PUTUS..TAK PERNAH BERHENTI..

(.. ketika aku tidak melihat puisi itu.. mungkin karena aku dibutakan oleh kebodohanku...)

Hakikat Cinta - ditulis oleh seseorang bernama Zainul Fuad

Ini puisi yang diambil dari karya seseorang. Mungkin isinya biasa saja, tapi sebenarnya beberapa dari kita harus mulai mempertimbangkannya.. dalam setiap detik nafas, selagi ada...

Cinta bukan sebatas berkata kangen
Sehingga cari jalan untuk bertemu
Cinta bukan hanya manifestasi nafsu yang butuh pelampiasan
Cinta juga bukan rasa cemburu berlebihan,
sehingga harus ada terdakwa di meja hijau

Cinta bukan ungkapan sayang dan ingin mati bersamanya
Cinta bukan kesetiaan yang setiap detik harus diucapkan
bak mantara sebelum perang
Cinta bukan sebuah makna kejujuran terdalam
karena pasti ada muatan kemunafikan dan kepentingan
Cinta bukan emosi berkabut, hingga bunuh diri ketika ada perpisahan
Cinta bukan muara kebenaran setiap saat ketuk palu pembebasan
Cinta bukan pembebasan tak bertuan, sehingga butuh pasukan khusus untuk merebutnya
Cinta bukan misteri malam, hingga butuh pelita untuk penerangan
Cinta adalah semuanya, tanpa batas, tanpa sekat

aku pinjem puisinya untuk diberikan ke ketiga jiwaku saat ini: Abach Puput, Ka Dasha dan Baby Aqila