Dad, sudah cukup lama tidak bertemu
Sepertinya aku tahu sekarang susahnya menjalani hidup - jika tanpa iman dan prinsip
Tapi dunia seperti ombak besar Dad, menerjang dari segala sisi - membawa ke pasir pantai
Sayangnya pasir siang itu panas...
Kadang Dad, ingin bertemu untuk bertukar pikiran
Kami ingin hanya menumpahkan.... yah .. anak-anak yang tidak punya tiang....
Hanya sekedar untuk menenangkan hati, kata demi kata yang sering menyadarkan
bahwa semua bukan milik kita
Hingga aku malu... sama pemiliknya...
Dad, mungkin mungkin senang di sana. Kadang kami membicarakan senyummu
Membicarakan kekuatanmu, membicarakan uluran tanganmu,
yang selalu menjembatani dan menjadi pintu damai kami
Dad, sampaikan salam kami padaNya - agar kami juga nanti bisa duduk bersama
Minum teh sama, dan aku... ya ... aku akan lagi bercerita seperti dulu...
mungkin soal teman, soal sekolah, soal kerja... dan dia..
dia akan duduk mendengarkan Dad...
mendengarkan setiap uraian kata dan amanahmu... untuk menjagaku
Mungkin nanti Dad tidak perlu menjemputku dari kerja, atau diantara tumpukan kertas..
memesan nasi soto... dan diantara kerja, mendengar keluhan... mungkin nanti akan lebih indah
Mengingatmu Dad paling tidak membuatku, membuat kami berpikir, bahwa kekhilafan yang kami ciptakan, kemarahan yang hadir, emosi, nafsu.. semua itu seharusnya bisa kita hadapi.. dengan otak, dengan perasaan, dengan tidak membiarkan harkat dihina, dan dalam jalurNya...
Hanya saja Dad, semoga uraian ini membuat aku, membuat kami, semakin kuat dan dewasa
Semoga saja membuat kami bisa membuka hati mereka yang juga gundah....
Seperti kegundahan kami pagi ini....
No comments:
Post a Comment