Wednesday, June 1, 2016

Belum titik.

Tidak jelas apa yang disebut cinta, tapi dalam sebuah pertemuan yang dilanjutkan dengan hubungan lebih dari sekedar teman biasa (ya, ya, biasanya adalah hubungan yang setiap bersentuhan seperti ada aliran listrik merayap mulai dari jari hingga ke otak bagian belakang). Nah tapi jangan salah ini juga bisa mendefinisikan sebuah adiksi. Atau cinta adalah sebuah bentuk adiksi?

Apapun itu sebutannya, cinta atau adiksi, jika ingin disudahkan, maka harus ditiadakan dengan "secara jelas dan kemudian ditinggalkan". Jika tidak, maka akan tetap disebutkan bahwa, misalnya si A masih cinta dengan si B, atau si A benar benar teradiksi dengan si B - dan dalam bentuk format tulisan akan ditandai dengan tanda koma. Belum titik.

...

Soal cinta memang selalu seru untuk didiskusikan - selalu menjadi topik hangat kaum hawa, makanan empuk bagi kaum sosialita  untuk kemudian menjatuhkan musuh musuhnya atau mendukung sahabat sahabatnya..., dan terkadang jadi bahan tertawaan kaum adam (tidak semua kamu adam loh ya!). Semua karena soal cinta.

Anyway, tulisan pagi ini hanya usahaku untuk memulai menulis lagi - dimana aku akan mulai menulis apa saja yang terlintas di kepala yang selalu kusut dan hati yang selalu berdegup dengan sejuta ide, hayalan, pandangan atau apa saja - bagian dari terapi.

Karena di kepala dan hatiku selalu diakhiri dengan koma. Belum titik.

Ya, belum titik.

No comments: